Jakarta – Mantan aktivis 1998 berencana akan menggelar pertemuan atau reuni mengusung tema “Melawan Radikalisme dan Terorisme” di Hotel Sahid Jaya Jakarta, pada Selasa (29/5/2018).
Aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyebutkan bahwa konsolidasi tersebut bisa menyusun kembali kekuatan memberikan solusi selamatkan bangsa dan negara di 20 tahun reformasi ini.
“Banyak hal yang telah dicapai negara ini setelah 20 tahun reformasi ini. Buktinya demokrasi dan reformasi bisa berada disini,” tutur aktivis Jari 98 asal Jambi Tuti Zahra, hari ini.
Lebih lanjut, Tuti berpesan agar agenda reuni aktivis 98 tidak hanya memerangi pemahaman radikalisme dan teroris namun juga tetap komitmen menolak para penumpang gelap reformasi 98. Pasalnya, sejak pra aksi Mei 98, pesta pora kapitalis baru ternyata berhasil merangsek dengan dalih mengawal hasil reformasi.
“Jelang 2019, suhu memanas dan kini kembali semua anggota keluarga Cendana masuk ke kancah politik Indonesia bahkan untuk Pilpres kali ini, seorang anggota Keluarga besar Cendana kembali digadang menjadi Capres,” ujar dia.
“Sekali lagi kita akan tolak Capres militer di Pilpres 2019. Masih ada dosa masa lalu yang belum ditebus, ini yang bakal jadi concern teman-teman aktivis 98,” kata dia.
Tak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga bersiap mendorong aktivis 98 untuk rebut kursi RI 1 di tahun 2024 mendatang melalui cara jalur Independen sebagai UUD lanjutan tanpa mengamandemen kemurnian UUD 1945.
Hal senada juga dilontarkan Fathulloh Jurdi Jari’98 dari NTB agar konsolidasi 1000 aktivis 98 di Jakarta bisa memberikan suasana sejuk pada masyarakat dan menjaga persatuan kesatuan.
Dia melanjutkan bahwa JARI 98′ merupakan wadah bagi teman-teman aktifis untuk berkumpul dan bertukar pikiran mengenai kondisi bangsa. Dalam wadah inilah para aktifis menyampaikan pandangan-pandangannya tentang kondisi ekonomi, sosial, politik, hukum, dll dengan bebas.
“JARI 98′ merupakan social kontrol bagi negara, bukan perpanjangan apalagi kaki tangan dari sebuah parpol. Dalam wadah JARI 98′ inilah civil control dijalankan oleh para aktifis,” beber penulis buku sospol dan hukum.
Ronny Jari’98 dari Sulsel juga mengomentari fenomena teror bom yang terjadi baru-baru ini. Kata dia, acara ini jadi momentum tepat agar aktivis 98 turun gunung menyapa masyarakat untuk melawan radikalisme dan terorisme.
“Kita menyerukan pada seluruh elemen rakyat untuk bergabung sikapi bangkitnya kekuatan Neo-Orba,” pungkasnya.