Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) mengapresiasi acara rembuk nasional aktivis 98 yang diinisiasi Adian Napitupulu dan Faizal Assegaf cs meskipun ada segelintir pihak yang mencelahnya.
Aktivis Jari 98 bidang investigasi Yudha Galih Banu Adjie mengajak semua pihak berpositif thinking atas agenda rembuk nasional tersebut.
“Kita absen di rembuk nasional aktivis 98, tapi Jari 98 apresiasi kepada Adian Napitupulu dan Faisal Assegaf. Kita positif thinking jadikan momentum rembuk nasional itu untuk membangkitkan kembali semangat kebersamaan,” tutur Galih, hari ini.
Kendati demikian, Galih melihat agenda tersebut memiliki manfaat untuk kepentingan bangsa dan negara dan seluruh umat manusia di Republik ini.
“Apa yang mereka gaungkan tidak lain untuk kemaslahatan umat ditanah air ini. Mulai dari melawan radikalisme hingga usulan penetapan hari Bhinneka Tunggal Ika pada 7 Juli. Biar semua warga negara ingat bahwa berbeda-beda tapi tetap satu jua,” jelasnya.
“Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Kita terus rawat laksanakan rasa Bhinneka Tunggal Ika, maju terus Indonesiaku,” kata dia lagi.
Selain itu, lanjut Galih, ada hal yang tak luput dari sorotan publik yakni saat kedatangan Presiden Jokowi yang disambut meriah di acara tersebut. Para peserta antusias mensorakinya Jokowi 2 periode dan terkesima ikutan berbaur dengan gaya sosok Jokowi yang merakyat tersebut.
“Jokowi pastinya sangat lelah usai rapat sana-sini. Lalu langsung bergerak ikut berbaur dengan massa rembuk nasional. Dan teriakan Jokowi Presiden 2 periode menjadi bukti bahwa Jokowi masih menjadi magnet figur yang merakyat,” tukasnya.