Jakarta – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa Paskibraka sejak dibentuk pada masa awal kemerdekaan merupakan representasi dari perwakilan kaum muda Indonesia, dengan latar belakang yang beragam. Calon pasukan pengibar bendera pusaka ini telah melalui seleksi ketat hingga terpilih yang terbaik dari yang terbaik dengan melibatkan para stake holders dari pusat maupun daerah.
“Karena hal tersebutlah para Pasukan Pengibar Bendera yang terpilih hendaknya dapat terus berperan aktif menjadi contoh nyata pengaktualisasian nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam era media sosial dan digital seperti sekarang ini.” ungkap Benny dalam acara Pembinaan Ideologi Pancasila dalam rangka Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional Tahun 2023 yang diselenggarakan BPIP pada Senin (31/07/2023) di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika Depok, Jawa Barat.
Dalam kesempatan ini, lebih lanjut Pakar komunikasi tersebut menyatakan bahwa para pemuda indonesia yang terpilih sebagai Paskibraka harus dapat menjadikan pancasila sebagai habituasi dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan negara.
“Para calon anggota Paskibraka harus dapat menjadikan Pancasila sebagai gugus Insting yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan berlaku. Hal ini perlu dilakukan karena para calon anggota Paskibraka dipandang oleh masyarakat, khususnya kaum muda sebagai figur yang dibanggakan sekaligus menjadi contoh bagaimana seharusnya kaum muda mengisi masa depannya.” tegas Benny.
Karenanya, Benny memandang perlu untuk para calon anggota Paskibraka untuk senantiasa tidak hanya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tetapi juga dengan nyata melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kaum muda Indonesia yang melihat para role model mereka bertindak dapat juga mengerti dan melaksanakan nilai-nilai yang digali dari adat budaya luhur bangsa ini.
“Sehingga Pancasila dan Indonesia tidak menghilang digerus zaman.” tandasnya.
Untuk selanjutnya, dalam acara yang diselenggarakan oleh kedeputian Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini, Benny menyatakan bahwa dalam era digital, internet dan media sosial memiliki nilai dan bagian luar biasa dalam kehidupan manusia. Keberadaannya yang tidak mengenal ruang dan waktu membuat masyarakat tak sadar makin tergantung kepada internet.
“Masyarakat terjebak dalam Hyper Reality yaitu realitas yang dilebih-lebihkan akibat konten-konten yang disajikan oleh para influencer dan konten kreator yang menyajikan perilaku berlebihan terkait kemewahan, kesedihan ataupun hal-hal yang menantang bahaya.” beber Benny.
Akibat hal tersebut, Benny menegaskan terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Sekarang masyarakat lebih mementingkan kepopuleran, kuantitas mengenai berapa like, view dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial yang cenderung mengedepankan sensasi, konten nirfaedah dan berita bohong. Hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba-raba.
“Kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi, bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi.” jelas Benny.
Benny menyinggung bahwa saat ini setiap orang bisa menjadi berita dan news, keterbukaan ruang publik di alam digital membuat siapa saja dapat menjadi sumber informasi hingga siapapun yang kreatif, berteknologi tinggi dengan konten yang dapat mempengaruhi masyarakat, dialah yang paling unggul.
“Hal ini menyebabkan ruang publik direduksi menjadi alat kepentingan, bukan ruang dialektika untuk memajukan masyarakat. Ruang publik seharusnya menjadi ruang dialog multi arah bukan sekedar tempat bermonolog para individualis yang tidak menghargai perasaan orang lain dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.” jelas Benny.
Karenanya, Benny mengharapkan para Paskibraka harus tampil dalam upaya menjadikan ruang milik kita bersama ini kembali menjadi ruang terbuka yang santun, ruang nyata yang berpancasila tempat kita bisa berbagi nilai-nilai kebaikan serta persatuan dan kesatuan yang merupakan jiwa Indonesia.
“Para calon anggota Paskibraka hendaknya dapat selalu bijaksana dalam bermedia sosial dengan menyaring konten yang kita punya dan dapatkan sebelum membagikan berita tersebut dalam ruang-ruang publik media sosial dan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda tentang bagaimana bermasyarakat dan khususnya bermedia sosial.” ungkap dia.
Benny berharap masyarakat khususnya kaum muda dapat benar-benar menjadi manusia yang berakal dan berhati. Para calon anggota Paskibraka hendaknya dapat menjadi garda terdepan dalam mengubah pola pikir masyarakat dari Kaum Peng-iya yang sekedar robot mekanis pembagi konten apapun yang didapatkan tanpa meneliti lebih lanjut informasi yang diterima.
“Jadilah komunitas pemutus kata yang menelaah dan menyaring lebih lanjut segala konten yang diterima sebelum dibagikan ke masyarakat.” tegasnya.
Dalam sesi tanya jawab ditanyakan antara lain bagaimana menghadapi informasi informasi bohong khususnya yang berpotensi membahayakan seperti judi atau perdagangan manusia. Terkait pertanyaan tersebut, Benny menegaskan bahwa perlu kecerdasan literasi dari masyarakat khususnya para anggota Paskibraka dalam melakukan cek dan ricek atas setiap informasi yang diterima.
Atas pertanyaan bagaimana caranya menanggulangi ruang digital yang penuh dengan berita negatif, Doktor Ilmu Komunikasi ini menyatakan bahwa para anggota Paskibraka selain melakukan penyaringan juga harus dapat membanjiri ruang-ruang media sosial dengan konten-konten positif yang bermanfaat bagi masyarakat, hingga masyarakat beralih ke konten Positif daripada konten negatif yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi bangsa dan negara.
Benny menutup penjelasannya dalam acara yang dihadiri oleh Para Calon anggota Paskibraka tingkat nasional sebanyak 68 orang yang merupakan perwakilan dari 34 Provinsi di Indonesia tersebut dengan menyatakan bahwa “Para calon Paskibraka harus memiliki kemampuan literasi digital agar mereka mampu membedakan mana berita yang benar dan yang salah, hingga calon anggota Paskibraka dapat merawat kemajemukan bangsa yang terdiri 714 suku melalui literasi kebangsaan.”
Para calon anggota Paskibraka diharapkan dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang senantiasa memiliki wawasan global tetapi bertindak lokal dan dapat menjadi role model bagi anak muda indonesia yang mampu merebut dan merawat ruang publik menjadi tempat memupuk persatuan dan kesatuan serta bebas hoaks dan narasi negatif untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Calon anggota Paskibraka Paskibraka harus dapat merefleksikan nilai-nilai kemerdekaan. Kemerdekaan untuk berprestasi, mengaktualisasikan diri secara positif dan mampu menunjukkan kualitas dan teladan Indonesia di mata dunia.” pungkasnya.