Jakarta – Kemah indonesia menggelar Silaturahmi Menjelang Ramadhan 1445 H, berupa kegiatan yang bertajuk Kolaborasi Menjaga Hutan dan Lingkungan yang dilaksanakan Minggu (10/3/2024) bertempat di salah satu restoran di wilayah Bekasi .
Koordinator Kemah Indonesia, Heru Purwoko ketika ditemui mengatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan mulia yang paling dinantikan umat muslim untuk menjalankan ibadah.
“Bulan yang berlimpah pahala dan penuh ampunan. Di bulan Ramadhan mari kita jadikan momentum untuk menjaga hutan dan lingkungan, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.” tegasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengantisipasi potensi karhutla menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
“Kewaspadaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini telah menjadi arahan Presiden RI Joko Widodo.” beber Heru.
Lebih lanjut, Heru menjelaskan bahwa Menteri LHK Siti Nurbaya bakar menyebutkan bahwa salah satu upaya pengendalian karhutla yaitu operasi Teknologi Modifikasi cuaca (TMC). Mulai tahun 2019 dimana situasi sangat sulit, TMC menjadi hal baru sekaligus penting yang dapat dijadikan sebagai percontohan aksi pencegahan karhutla di luar negeri. Operasi TMC di Indonesia tidak hanya dilaksanakan untuk pengendalian karhutla, tetapi pada beberapa momen kenegaraan dapat dilaksanakan untuk mengantisipasi hujan.
Dalam rangka pencegahan karhutla, rencana TMC dilaksanakan mulai bulan Februari kemarin hingga nanti Oktober tahun 2024. Selain melalui TMC, pencegahan karhutla berupa patroli dan penyadartahuan sebagai antisipasi pengendalian karhutla pada bulan Ramadhan . KLHK mencatat hingga Februari 2024, telah terjadi karhutla di sebagian wilayah Sumatera Utara dan Riau. Hal ini terjadi karena pada wilayah tersebut sudah mulai memasuki musim kering periode pertama.
“Ini menjadi penting untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian karhutla di daerah rawan.” ungkapnya.
Heru juga menegaskan bahwa hutan yang merupakan salah satu aset paling berharga di bumi semakin berperan pentingnya dalam mengurangi efek pemanasan global dengan menyerap karbondioksida.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2022, luas hutan mencapai 125,76 juta hektar atau setara dengan 62,2% dari luas daratan Indonesia.
“Kemah Indonesia menekankan perlunya kerjasama antara Pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, para pelaku usaha swasta dan Stakeholder lainnya dalam menjaga hutan serta kelangsungan mahluk hidup yang ada di dalamnya.” bebernya.
Pemerintah melalui KLHK juga terus menunjukkan komitmen dan konsistensinya dalam melakukan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hal ini dalam rangka mewujudkan hak-hak konstitusi masyarakat terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat.
“Upaya tersebut akan semakin efektif jika didukung oleh kolaborasi berbagai pihak, bukan hanya Pemerintah semata.” tutur Heru.
Heru purwoko juga mengatakan di Tahun 2023 lalu adalah tahun kebaikan bagi Program Perhutanan Sosial dalam suasana keterbatasan. Saat ini, Program Perhutanan Sosial telah mencapai akses kelola sebesar 6.371.773,42 hektar, melibatkan 9.642 Unit Surat Keputusan (SK) dan memberikan manfaat langsung bagi 1.287.710 Kepala Keluarga. Selain itu, penetapan hutan adat seluas 250.971 hektar, melibatkan 131 Unit SK, memberikan kontribusi positif bagi 75.785 Kepala Keluarga.
Program Perhutanan Sosial merupakan sebuah inisiatif pemerintah yang menjadi Program Prioritas Nasional, terus menjadi fokus utama dalam upaya pemanfaatan hutan lestari demi kesejahteraan rakyat.
“Sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai jaminan hak dan akses tanah melalui Perhutanan Sosial, menjadi landasan bagi program ini untuk menyelesaikan permasalahan penguasaan lahan melalui legalisasi akses kelola hutan oleh masyarakat.” tegas Heru.
Menurut Heru, diterbitkannya Perpres 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial telah mendorong Hutan Sosial dilakukan dengan kolaborasi.
“Memasuki bulan Ramadhan, Kemah Indonesia pun menghimbau masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah secara sembarangan baik itu di kali, sungai atau fasilitas umum lainnya agar tidak merusak lingkungan yang dapat mencegah terjadinya banjir.” pungkasnya.