Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) menekankan Bulan Ramadan adalah momentum bagi seluruh umat Islam di Indonesia menjaga kedamaian. Dia juga mengatakan datangnya bulan suci di tengah agenda Pemilu 2024 menjadi pengingat akan persatuan, serta agar setiap insan menghindarkan diri dari kegaduhan perihal Pemilu.
“Kami percaya bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk menjaga kedamaian dan menguatkan hubungan antar sesama. Terlebih dalam suasana politik yang sedang berlangsung hari ini,” ucap Presidium Nasional BEM PTNU Achmad Baha’ur Rifqi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/3/2024).
Dia menuturkan BEM PTNU ingin melewati Ramadan dengan semangat persatuan. Dan, lanjut dia, tanpa mempermasalahkan soal penetapan pemenang Pemilu 2024.
“Kami ingin menyikapi bulan suci ini dengan ceria, sambil menyatukan semua pihak, tanpa meributkan atau membuat gaduh soal hasil pemilu,” ungkapnya.
Oleh sebab itu BEM PTNU menggelar aksi berbagi takjil di depan Kantor Pusat PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat (Jakpus) kemarin sore. Rifqi mengatakan aksi sosial ini bukti komitmen BEM PTNU menjaga kebersamaan dan merayakan keanekaragaman di tengah masyarakat.
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk turut berkontribusi dalam mempererat tali persaudaraan serta memperkuat semangat gotong royong di tengah tantangan yang dihadapi,” tuturnya.
Sementara itu Koordinator Wilayah BEM PTNU DKI Jakarta, Yusuf Hidayatullah, menuturkan gerakan bagi-bagi takjil ini juga wujud toleransi dan solidaritas mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam BEM PTNU.
“Momen ini sangatlah membantu bagi masyarakat setempat. Gerakan ini tidak hanya sekadar berbagi takjil, tetapi juga menjadi wujud nyata toleransi, persatuan, dan solidaritas mahasiswa PTNU untuk mewujudkan Ramadhan yang ceria,” kata Yusuf.
“Meskipun situasi politik hari ini sedang panas, kita tetap harus menerima apapun hasilnya demi persatuan Indonesia,” lanjut dia.