Tasikmalaya – Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 pada 1 Juli 2025 menjadi momentum istimewa bagi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam memperkuat komitmen sebagai pelindung, pengayom, dan penegak hukum yang hadir untuk seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Ucapan dan apresiasi atas dedikasi Polri pun datang dari berbagai kalangan, termasuk dari tokoh-tokoh yang pernah berseberangan dengan negara.
Salah satunya disampaikan oleh Ari Kardian, mantan narapidana kasus terorisme asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam pernyataannya, Ari tidak hanya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Korps Bhayangkara, tetapi juga menyampaikan penghargaan mendalam atas peran Polri dalam menjaga keutuhan dan ketentraman bangsa.
“Saya Ari Kardian, mantan narapidana terorisme, mengucapkan selamat ulang tahun ke-79 Kepolisian Republik Indonesia. Semoga Polri selalu diberikan kekuatan dan keberkahan oleh Allah SWT dalam menjalankan amanah menjaga keamanan, menegakkan keadilan serta mengayomi masyarakat,” ujar Ari dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (30/6).
Lebih jauh, Ari menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas pengabdian Polri dalam membangun keamanan nasional yang inklusif dan memberi ruang bagi proses deradikalisasi serta reintegrasi sosial para mantan narapidana terorisme. Ia melihat langsung bagaimana pendekatan humanis Polri mampu mengubah perspektif ekstrem menjadi semangat cinta tanah air.
“Dedikasi Polri dalam menciptakan ketentraman dan keutuhan bangsa sangat kami rasakan. Harapan kami, setiap langkah dan tugas mulia yang diemban Polri menjadi amal jariah di sisi Allah SWT,” imbuhnya dengan penuh haru.
Ari juga berharap agar Polri terus menjaga komitmen sebagai pelindung yang adil, amanah, dan semakin dicintai masyarakat. Ia menegaskan bahwa kepercayaan publik adalah modal utama yang akan memperkuat legitimasi institusi kepolisian di tengah masyarakat majemuk Indonesia.
“Semoga Polri semakin dipercaya umat, semakin dicintai masyarakat, serta menjadi pelindung yang adil dan amanah. Amin. Polri untuk masyarakat,” tutup Ari.
Pernyataan ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi kultural di tubuh Polri, termasuk pendekatan deradikalisasi berbasis dialog dan pemulihan, telah menuai hasil positif. Polri tak hanya menjadi penjaga hukum, tetapi juga pembina harapan bagi mereka yang ingin kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Di usia ke-79, Polri terus membuktikan diri sebagai institusi negara yang profesional, humanis, dan inklusif. Dukungan dari berbagai elemen, termasuk eks narapidana terorisme, menjadi penanda keberhasilan reformasi kultural yang tengah ditempuh, sekaligus mendorong Polri untuk semakin presisi dan berpihak kepada keadilan yang berkeadaban.