Yogyakarta — Dalam suasana keprihatinan atas situasi bangsa yang tengah berkembang, ratusan warga dari berbagai latar belakang agama, komunitas, mahasiswa, dan pelajar menggelar Doa Lintas Iman untuk Indonesia pada Senin (1/9) di Rumah Jawa Apik, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Jaringan Aksi Lintas Iman Nusantara yang dipimpin oleh Petrus Eko. Menurut Eko, doa bersama menjadi kebutuhan mendesak saat ini, guna memohon tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menghadapi dinamika bangsa yang penuh tantangan.
“Kekuatan doa itu luar biasa. Jika semua menyatukan doa, saya yakin Tuhan akan memberi terang bagi Indonesia,” ujar Eko dalam sambutannya.
Acara dimulai dengan doa-doa yang dibacakan oleh perwakilan dari enam agama dan penghayat kepercayaan. Doa tersebut dipanjatkan khusus bagi para korban yang telah meninggal dalam berbagai aksi demonstrasi di Indonesia, baik dari pihak demonstran, aparat keamanan, maupun masyarakat sipil.
Suasana hening dan haru semakin terasa ketika seniman asal Yogyakarta, Eko Han, mempersembahkan pertunjukan teatrikal singkat. Dalam pertunjukannya, Eko membakar kertas-kertas berisi simbol sifat-sifat buruk yang dianggap menjadi sumber dari perpecahan dan konflik di negeri ini—seperti kebencian, keserakahan, dan ketidakadilan.
Sebagai penutup, seluruh peserta bersama-sama menyerukan pentingnya mengedepankan nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seruan ini ditujukan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama para pemangku kekuasaan, agar lebih bijaksana dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Doa lintas iman ini menjadi salah satu dari sekian banyak inisiatif masyarakat Yogyakarta yang secara spontan dan sukarela menyuarakan harapan akan Indonesia yang lebih damai, adil, dan bermartabat.