Mundur Diserbu, Maju Mati: Mahfud MD Ungkap Simalakama Aparat Saat Rusuh

Jakarta – Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengulas suasana mencekam yang menghantui aparat keamanan dalam insiden kerusuhan. Baginya aparat berada dalam situasi berat ibarat buah simalakama di mana pilihan yang ada sama-sama mengarah pada malapetaka.

“Kalau kami hanya diam di tempat, kami bisa mati. Massa bisa memanjat kendaraan dan melemparkan molotov ke dalam. Kami akan terbakar hidup-hidup,” kata Mahfud melansir tayangan video.

Bacaan Lainnya

Mahfud menggambarkan, jika aparat maju, ancaman tetap ada. Namun jika hanya bertahan, risiko terbakar hidup-hidup lebih besar.

“Kalau kita maju juga, tanggung mati. Ya kita lari, maka terjadi kecelakaan itu. Sehingga tampak di situ bahwa memang ada satu, bukan menabrak banyak orang,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa prosedur di lapangan memang bisa terlihat tidak sesuai, namun harus dimaklumi karena aparat pun menghadapi ancaman serius terhadap nyawa mereka.

“Saudara harus memaklumi, mereka juga takut mati. Daripada mati dikeroyok, lebih baik hidup meskipun dijatuhi sanksi oleh polisi,” kata Mahfud.

Pernyataannya ini dimaksudkan untuk menjawab tudingan atas tindakan semena-mena aparat. Mahfud menegaskan bahwa apa yang terjadi adalah refleks untuk bertahan hidup, bukan aksi brutal yang direncanakan.

Pos terkait