Awas, Penyebar Hoax Semakin Cerdas ! Dalil & Hadist Pun Disertakan

Semarang – Teguh Wibowo meminta agen of change yakni mahasiswa untuk bisa mengawal laga Pilkada Serentak 2018 dari money politik hingga peredaran hoax.

“Tentu ketika menyikapi mendekati tahun politik, sebagai mahasiswa harus mulai mengawal. Jangan mudah ikut-ikutan menyebarkan informasi, atau malah menerima uang,” ungkap Teguh Wibowo dalam dialog terbuka bertema “Penguatan Karakter Kebangsaan untuk Menolak Hoak dan Intoleransi Menjelang Pilkada Serentak 2018” yang diinisiasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang di Kampus 2 UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah, Rabu (29/3/2018).

Turut hadir juga narasumber Ketua KUD Jateng Joko Purnomo dan Wakil Dekan 2 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang Agus Nur Hadi.

Teguh mencontohkan peristiwa yang paling nyata adalah ketika Pilkades. Kadang dirinya kerap menjumpai mahasiswa yang menerima uang semacam itu atau biasa disebut politik uang. Dia pun mengajak mahasiswa untuk cerdas dan bisa melaporkan money politik jika masih terjadi dilingkungannya.

“Mulai dari sekarang mahasiswa harus cerdas, jangan terima dan laporkan,” ujarnya.

Dia juga menyayangkan berdasarkan data akhir bulan februari, 61 persen masyarakat Indonesia pengguna social media dengan mudahnya menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Ketika marak tersebar telur palsu, ada satu orang menyebarkan itu akhirnya menjadi kebenaran mayoritas.

“Jika kita mau berpikir apa untungnya membuat telur palsu, karena harga telur murah. Makanya sebagai mahasiswa tentu harus bisa lebih bijak. Mahasiswa harus memperbanyak bahan kajian, literasi dan wawawasan,” sebutnya.

Dia menambahkan bahwa saat ini penyebar hoax semakin cerdas. Tidak sedikit kadang dari mereka menyertakan dalil-dalil maupun hadits.

“Nah ini kadang mahasiswa langsung menyebarkan. Jika dari mahasiswa sendiri sudah begitu, terus bagaimana orang awam menyikapi informasi yang masuk,” tandasnya.

Diakhir acara, gabungan mahasiswa dan pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak hoax dan intoleransi melakukan deklarasi. Adapun isu deklarasi tersebut adalah sbb :

Kami menyadari bahwa menjelang Pilkada 2018 banyak berita dan informasi bohong atau hoax serta perilaku intoleransi semakin sering disampaikan dan diperlihatkan melalui media sosial. Oleh karena itu dengan penuh kesadaran, keikhlasan dan keinginan luhur untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami mendeklarasikan diri sebagai Gabungan Mahasiswa Dan Pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak Hoax dan Intoleransi dengan menyatakan bahwa :
1. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak setiap orang dengan sengaja menyebarkan informasi dan perilaku yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

2. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang akan bersatu padu, saling menghormati dan saling menguatkan untuk selalu menyuarakan kebenaran dan melawan berbagai bentuk fitnah dan hoax serta perilaku intoleransi.

3. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan gender, usia, agama, suku dan golongan untuk memanfaatkan media social secara positif dan produktif, cerdas dan mengedukasi masyarakat dengan menyampaikan berbagai informasi benar, tidak menjadi penyebar hoax dan pelaku intoleransi.

4. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak segala macam bentuk paham anti pancasila dan UUD 1945 serta bersedia menjaga keutuhan NKRI

 

Semarang, 29 Maret 2018

Pos terkait