Oleh : Rizky Pratama
Mayday 2024 adalah momen penting bagi bangsa Indonesia. Setelah perhelatan Pemilihan Umum yang sering kali memicu polarisasi dan ketegangan, kini adalah saatnya untuk meneguhkan komitmen kita dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
Pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan pemenang pilpres, kini adalah saatnya bagi kita semua untuk merangkul perbedaan, menatap masa depan dengan optimisme, dan memastikan bahwa Mayday berlangsung kondusif sebagai cerminan dari semangat kebersamaan yang kita miliki sebagai bangsa. Dalam sebuah halal bihalal yang diselenggarakan oleh ormas DKI Jakarta, panggilan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di masa sebelum dan setelah pemilu menjadi semakin kuat. Di hadapan ratusan anggota ormas dan tokoh masyarakat, pesan kebersamaan tersebut terpatri kuat.
Dukungan terhadap hasil keputusan Mahkamah Konstitusi sebagai penutup sengketa dipandang sebagai langkah awal dalam merajut kembali persatuan. Terlepas dari pilihan politik masing-masing, panggilan untuk bersatu demi Indonesia yang lebih maju menjadi sorotan utama. Perwakilan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwira kepolisian, memberikan dukungan penuh terhadap Gerakan Jaga Jakarta Jaga Indonesia. Melalui kesempatan tersebut, mereka menegaskan pentingnya menjaga Jakarta tidak hanya menjadi tugas aparat kepolisian, namun juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, KHR Chaidar Muhaimin Afandi, menyerukan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan pasca pemilu. Dengan tema “Merajut Kebhinekaan Mempersatukan Perbedaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Harga Mati”, ia mengingatkan akan keharusan untuk tidak terjebak dalam perbedaan pilihan politik yang bisa memecah belah bangsa.
Kiai yang akrab disapa Gus Endar itu menekankan bahwa persatuan adalah kunci untuk menjaga keutuhan bangsa, sehingga setiap individu harus berhati-hati dalam tutur kata dan tindakan. Ia menekankan bahwa persatuan adalah kunci untuk menjaga keutuhan bangsa, sehingga setiap individu harus berhati-hati dalam tutur kata dan tindakan.
Seruan untuk rekonsiliasi pasca pemilu juga datang dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), yang diwakili oleh Wakil Ketua Umumnya, Sandi Rahmat Mandela. Dengan penuh rasa syukur, Sandi Rahmat Mandela menyambut resmi terpilihnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden. Ia menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan rekonsiliasi dan merangkul seluruh elemen masyarakat. Sandi juga menyerukan agar generasi muda terlibat aktif dalam proses pembangunan dan mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
Dalam rangka mendukung wacana menjaga persatuan pasca pemilu, perlu dipahami bahwa persatuan bukanlah hal yang statis, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan. Persatuan bukan hanya soal pemahaman bersama, tetapi juga kesediaan untuk menerima perbedaan dan berusaha membangun kesamaan. Dalam konteks ini, melupakan perselisihan dan merajut kembali persaudaraan menjadi langkah krusial. Merajut persatuan juga mengandalkan pada kemampuan untuk memaafkan kesalahan dan ketidaksempurnaan, serta kesediaan untuk belajar dari masa lalu demi membangun masa depan yang lebih baik.
Kedalaman makna dari persatuan juga tercermin dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban. Gerakan Jaga Jakarta Jaga Indonesia tidak hanya mengajak untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan negara, tetapi juga untuk menjaga rasa aman dan tenteram di tengah masyarakat. Hal ini mencakup tanggung jawab bersama untuk mencegah konflik dan mengatasi perbedaan dengan cara damai dan konstruktif. Keamanan bukanlah hanya tanggung jawab aparat kepolisian, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.
Pesan untuk menjaga persatuan pasca pemilu tidak hanya relevan untuk Jakarta, tetapi juga untuk seluruh negeri. Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang politik memerlukan kekuatan persatuan yang kuat untuk mengatasi tantangan-tantangan di masa depan. Merajut kembali persatuan bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk kestabilan dan kemajuan bangsa.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan global, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, dan ketidaksetaraan ekonomi, persatuan menjadi kunci untuk mencapai solusi yang berkelanjutan. Hanya dengan bersatu, Indonesia dapat menjadi kekuatan yang lebih besar dalam mempengaruhi arah dunia menuju masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi seluruh warga negara Indonesia untuk bersatu dalam semangat persatuan dan kesatuan, melampaui perbedaan dan perselisihan politik.
Di tengah riuh rendahnya perhelatan politik pasca-pemilu, kita diingatkan akan pentingnya menjaga persatuan. Mayday 2024 harus menjadi titik balik, bukan hanya sebagai hari libur semata, tetapi juga sebagai tonggak kebersamaan yang kuat. Melalui kesadaran akan pentingnya persatuan, kita bisa melangkah maju sebagai bangsa yang lebih kokoh dan bersatu.
Mari jadikan Mayday sebagai momentum untuk menguatkan ikatan persaudaraan, merajut kebersamaan, dan mengukir masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Dengan menjaga persatuan pasca pemilu, Mayday 2024 akan berlangsung kondusif, menggambarkan kebesaran hati dan semangat kebersamaan yang senantiasa mengalir dalam setiap langkah kita sebagai bangsa.
Penulis adalah Relawan Yayasan Satu Kawan Sejuta Sahabat