Jakarta – Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa mengacungi jempol sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengecam pengakuan Presiden Amerika Donald Trump soal Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
Bahkan, kata Willy, kecaman Jokowi ke Donald Trump itu mendapatkan dukungan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Saya kira kalau ada yang sebut Jokowi cuma retorika berarti ya sama saja tidak hargai pernyataan Prabowo dan Anies yang sudah dukung langkah Presiden,” ungkap Willy, hari ini.
Sebelumnya, Ketua Progres 98 Faizal Assegaf menyebut reaksi Presiden Joko Widodo terhadap sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hanyalah retorika politik untuk mendulang simpatik.
“Pendekatan diplomasi tersebut sudah usang, norak dan tidak serius untuk berupaya melindungi hak dan keadulatan bangsa Palestina,” kata Faizal.
Lebih lanjut, aktivis 98 itu mengaku prihatin dengan pernyataan Faizal yang tidak menempatkan persoalan tersebut dengan kepala dingin justru main tuding pemerintah dan sengaja buat kegaduhan di ruang publik.
“Faizal tidak hargai omongan Prabowo yang sudah menyebutkan dari awal agar memberi kesempatan pemimpin-pemimpin kita untuk melaksanakan upaya-upaya diplomasi supaya perjuangan yang sah dari rakyat Palestina itu dibantu,” kata dia.
Dia menyarankan agar Faizal untuk positif thinking atas usaha pemerintahan Jokowi yang sudah bekerja keras untuk membantu kemerdekaan Palestina. Kata Willy, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin pun menganggap Jokowi itu ‘bintang’ saat di Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang cukup keras dalam membela Palestina.
“Ini Kyai lho yang bilang, Ketua MUI pula. Lantas mau percaya sama siapa, ulama atau ndak ?,” ucap dia.
“Lebih baik intropeksi diri dan berkaca saja orang yang selalu nyinyir pak Jokowi. Semakin kerap di fitnah ya pahala nya banyak Pak Jokowi,” tuturnya.
Masih kata Willy, tudingan bahwa Trump dan Jokowi beda tipis menjadi terbantahkan, karena jelas-jelas jauh dan beda haluan. “Jokowi di forum Internasional itu nampak galak pernyataannya. Jadi memang benar kata Kyai Ma’ruf kalau bintangnya Istanbul itu di OKI ya Bapak Presiden dengan Presiden Turki Erdogan’,” pungkasnya.