Pesan Perdamaian dari Pesantren: Saatnya Rakyat dan Pemerintah Duduk Bersama

Jakarta – Presidium Nasional Halaqoh BEM Pesantren menyampaikan keprihatinan atas gelombang demonstrasi di berbagai daerah yang berujung ricuh hingga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fasilitas publik.

Ketua Presidium, Ahmad Samsul Munir, menegaskan bahwa demonstrasi merupakan hak warga negara, namun harus dijalankan dengan cara damai dan bermartabat. Ia menilai, tindakan represif aparat maupun aksi anarkis massa hanya memperlebar jurang antara rakyat dan pemerintah.

Bacaan Lainnya

“Pesantren selalu mengajarkan bahwa perdamaian (islah) adalah jalan utama. Pemerintah, aparat, dan masyarakat harus kembali duduk bersama untuk membangun kepercayaan,” kata Ahmad Samsul Munir, Sabtu (30/8).

Dalam pernyataannya, Halaqoh BEM Pesantren mengusulkan lima langkah untuk meredakan ketegangan: membuka dialog nasional, mengedepankan pendekatan humanis aparat, menghentikan aksi anarkisme, menguatkan peran ulama dan pesantren, serta mendorong reformasi sosial-politik jangka panjang.

Ahmad menegaskan, bangsa Indonesia harus kembali pada semangat ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan.

“Perbedaan aspirasi jangan sampai merusak persatuan. Indonesia bisa keluar dari krisis dengan akal sehat, hati yang jernih, dan jalan damai,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *