Perkuat Akhlak dan Ukhuwah, MUI Jaksel Ajak Ormas Rawat Keutuhan NKRI

Jakarta – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jakarta Selatan, KH. Ahmad Nawawi Halim, menyerukan kepada seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk senantiasa berpedoman pada ajaran agama dalam setiap langkah dan pengabdian sosial. Seruan ini disampaikan sebagai bentuk tanggung jawab moral MUI untuk meneguhkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin sekaligus menjaga harmoni kehidupan kebangsaan.

“Kami mengajak seluruh ormas untuk kembali pada pedoman agama: menjaga akhlak, mengutamakan persaudaraan, dan menebarkan kemaslahatan. Setiap gerak sosial harus mencerminkan nilai keimanan dan ketakwaan,” tegas KH. Ahmad Nawawi Halim.

Beliau juga mengutuk keras setiap tindakan yang memprovokasi dan berpotensi memecah belah persatuan. Menurutnya, provokasi—baik di ruang nyata maupun digital—adalah tindakan yang bertentangan dengan etika keagamaan dan merusak sendi-sendi persatuan. “Segala bentuk provokasi yang merusak persaudaraan, mengadu domba, atau menebar kebencian tidak memiliki tempat di negeri ini. Mari kedepankan tabayyun, hindari fitnah, dan tolak ujaran kebencian,” ujarnya.

Lebih jauh, KH. Ahmad Nawawi Halim mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban, bersinergi dengan aparat, serta mematuhi koridor hukum. “Keamanan bangsa adalah tanggung jawab kita bersama. Jaga ketertiban, hormati perbedaan, dan selesaikan persoalan dengan cara-cara yang bermartabat,” katanya.

MUI Jakarta Selatan menegaskan komitmen untuk terus mendorong dialog, edukasi keagamaan, dan literasi digital agar masyarakat tidak mudah terpapar hoaks maupun hasutan. Sinergi lintas ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan institusi negara dinilai penting demi merawat persatuan, memperkuat persaudaraan kebangsaan, dan memastikan suasana yang damai, aman, dan kondusif.

“Persatuan adalah kekuatan kita. Dengan berpegang pada agama, memperkuat akhlak, dan menjaga ketertiban bersama, insya Allah kita mampu melewati berbagai dinamika dengan kepala dingin dan hati yang jernih,” tutup KH. Ahmad Nawawi Halim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *