JAKARTA – Sejumlah nama calon Kapolri muncul akan menggantikan Jenderal Idham Aziz yang berakhir satu bulan lagi.
Diantaranya adalah Pati bintang tiga seperti Wakapolri Komjen Gatot Edy Pramono, Kabaintelkam Komjen Rycko Amelza Dahniel, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto.
Kabaharkam Komjen Agus Adrianto dan Komjen Boy Rafli Amar yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) disebut juga berpeluang melanjutkan tongkat komando Kapolri.
Lalu ada Pati bintang dua seperti Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sujana, Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lutfi dan Kapolda Jawa Timur Irjen Fadil Imran.
Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) menilai pengangkatan serta pemberhentian Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.
“Pemilihan calon Kapolri itu adalah hak Presiden dan apapun keputusannya nanti rakyat harus bisa menghargai keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penentuan calon Kapolri nanti,” tegas Wasekjen JARI 98 Donny Braga, hari ini.
Ia melanjutkan bahwa Presiden RI memiliki kewenangan dan hak preogratif untuk menunjuk dan memilih Kapolri. Donny pun menyebutkan kreteria calon Kapolri yaitu figur yang mempunyai dedikasi dan loyalitas baik kepada Presiden RI maupun pada Negara dalam penegakkan supremasi hukum syarat berkeadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
“Selain miliki integritas tentunya Kapolri harus miliki rasa humanisme yang tinggi sebagai pengayom dan pelayan masyarakat serta miliki segudang prestasi,” ujarnya.
Beberapa calon Kapolri tersebut, ada yang mempunyai modal kuat yakni calon itu berprestasi salah satunya usai berhasil menangkap Djoko Tjandra, terpidana kasus hak tagih (cessie) Bank Bali di Malaysia, Kamis, 30 Juli 2020. Dan juga keberaniannya mengungkap misteri kasus penyiraman air keras penyidik KPK, Novel Baswedan yang sudah dua tahun mangkrak.
Donny menilai akan ada karpet merah bagi calon tersebut. Dan Presiden Jokowi akan menentukan pilihan bagi perwira tinggi yang memiliki kinerja yang baik selama menjabat di Kepolisian.
“Presiden tentu akan memilih calon Kapolri yang terbaik dan paling tepat untuk Indonesia. Masih ada waktu bagi para perwira tinggi Polri yang potensial untuk menunjukkan prestasinya. Penangkapan Djoko Tjandra dapat disebut sebagai unjuk prestasi dari Kabareskrim,” katanya lagi.
Oleh karenanya, kata dia, JARI’98 selama ini mengamati secara cermat melalui berbagai catatan itu ada pada sosok yang memiliki prestasi tersebut.
“Insya Allah, karpet merah untuk memuluskan menuju karpet merah,” pungkasnya.