Aparat Sigap Antisipasi Upaya Teror Jelang HUT RI ke-79, Pengamat Intelijen Beri Apresiasi

Jakarta – Pengamat Intelijen dan Keamanan yang juga peneliti Polkasi Stanislaus Riyanta mengapresiasi upaya aparat keamanan dalam melakukan pencegahan dan antisipasi adanya teror jelang HUT Kemerdekaan RI ke 79.

Pasalnya, aparat keamanan melalui Densus 88 melakukan respon cepat melakukan penangkapan terduga teroris di berbagai tempat akhir-akhir ini. Disisi lain, masyarakat juga dituntut untuk tetap waspada dan membantu aparat.

Bacaan Lainnya

“Aparat sudah cukup bagus, upayanya sangat kuat, tapi sayangnya jumlah terbatas, jadi kewaspadaan masyarakat yang harus ditingkatkan,” tegas dia, hari ini.

Seperti halnya kejadian di Batu Malang, saat ada penangkapan terduga teroris di Kereta Api Gajayana.

“Justru itu, masyarakat yang diminta untuk mengenali lingkungan sekitarnya, sehingga ada sikap saling kontrol,” sambungnya.

Selanjutnya, Stanislaus Riyanta mengakui adanya potensi gangguan kerawanan dari kelompok radikal menjelang HUT RI ke 79 kali ini.

“Memang nampak ada beberapa aktifitas sel teroris yang bergerak, namun sejauh ini aparat keamanan terutama Densus 88 Anti Teror Polri bisa melakukan pencegahan dengan baik. Bulan Agustus memang menjadi daya tarik bagi teroris, karena menjadi simbol kemerdekaan RI, jika bisa melakukan aksi teror di bulan Agustus maka menjadi suatu capaian sendiri,” paparnya.

Ia pun menyakini upaya Densus 88 Anti Teror Polri sangat bagus dan berhasil mencegah aksi-aksi teror.

“Namun perlu lebih waspada juga terkait aksi teror lone-actor dan family sell, karena sulit dideteksi,” tambahnya.

Stanislaus juga menilai bahwa fenomena lone wolf sangat sulit untuk terdeteksi dalam melakukan aksinya. Namun ia pun menyakini bahwa Densus 88 bisa menanganinya dengan segudang pengalaman dan bukti yang ada.

“Iya kemungkinan ada, agak sulit mencegah lone-actor, tapi saya yakin Densus 88 bisa karena sudah punya pengalaman dan bukti,” tuturnya.

Terkait kedatangan Paus ke Indonesia, ia juga memprediksi potensi gangguan tetap ada dari kelompok-kelompok tertentu.

“Potensi tetap ada, tetapi jangan terlalu dikapitalisasi juga isunya karena justru bisa menjadikan ide atau inspirasi bagi aktor teror,” tukasnya.

Pos terkait