Jakarta – Aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mendukung acara rembuk nasional yang akan dihadiri ribuan aktivis 98 di Monas, Jakarta, pada 7 Juli 2018 nanti.
Hal ini untuk menyikapi maraknya intoleransi, radikalisme dan terorisme yang merebak belakangan ini.
“Demi menyatukan langkah dan pentingnya menyelamatkan Indonesia, kami mendukung penuh rembuk nasional yang akan dihadiri ribuan aktivis 98 di Monas, Jakarta, pada 7 Juli 2018, nanti,” tegas Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, hari ini.
Namun, Willy mengutarakan permohonan maafnya lantaran pihaknya tidak bisa hadir di agenda tersebut. Kendati demikian, dirinya menitipkan pesan kepada puluhan ribu aktivis 98 yang kembali turun gunung setelah 20 tahun lalu menggulingkan Soeharto dan orde baru (Orba) tersebut.
“Jari 98 adalah kumpulan aktivis untuk berkomitmen sebagai sosial kontrol dan kami bukan kumpulan ‘Play Boy Politik’. Kami dukung penuh rembuk nasional ribuan aktivis 98, namun kami meminta maaf harus absen di acara tersebut,” tuturnya.
“Kami titip pesan, selain usung tema ganyang musuh bersama yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan cegah menyebarkan praktik intoleransi, radikalisme, hingga terorisme. Tolak juga Capres 2019 berlatar belakang militer,” sebut dia.
Lebih jauh, Willy memastikan bahwa pihaknya bukan bagian dari partisipan parpol dan tidak ingin ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan giat rembuk nasional tersebut.
“Ini tahun politik, persepsi orang diluar bisa macam-macam. Aktivis 98 bukan bagian dari partisipan parpol, apalagi Jari 98 bukan milik parpol tertentu,” sambung dia.
Dia menegaskan bahwa Jari 98 tidak pernah bikin janji atau obral janji untuk hadir. Jika ada pihak yang mengatasnamakan Jari 98, Willy menyarankan agar pihak yang merasa dirugikan maka seret dan laporkan kepada pihak berwajib.
“Silahkan minta pertanggung jawaban apabila ada oknum-oknum yang mengatasnamakan Jari 98 silahkan seret dan laporkan pada pihak yang berwajib jika merasa dirugikan,” tandasnya.