Oleh : Adi Maliano
Pemerintah menyebut sebanyak 86 persen bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinikmati golongan atas atau orang kaya. Adapun realisasi ini setara anggaran subsidi sebesar Rp 80 triliun.
Konsumen sepertinya perlu diwajibkan agar tetap menggunakan Pertamax dan jenis di atasnya. Selain itu, distribusi BBM bersubsidi tersebut juga perlu pengaturan batas pengisian BBM per harinya. Kebanyakan BBM bersubsidi dinikmati oleh orang kaya, seperti pernyataan dari Pemerintah menyebut sebanyak 86 persen bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinikmati golongan atas atau orang kaya. Adapun realisasi ini setara anggaran subsidi sebesar Rp 80 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total anggaran subsidi Pertalite sebesar Rp 93 triliun. “Kalau bicara tentang pertalite 86 persen atau 80 triliun yang menikmati rumah tangga top 30 persen. 86 persen atau 80 triliun dari total pertalite yang disubsidi 93 triliun.
Hal serupa juga terjadi pada Solar, yakni dari total anggaran subsidi sebesar Rp 143 triliun, orang kaya dan dunia usaha menikmati Rp 127 triliun di antaranya atau 89 persen dari total subsidi solar. Hal ini perlu ditindak lanjuti agar bbm bersubsidi betul-betul hanya ditujukan sesuai dengan peruntukkannya.
Kenaikan harga merupakan salah satu opsi untuk memastikan kuota BBM subsidi aman hingga akhir tahun. Dari sisi lain, anggaran subsidi energi melonjak sebesar Rp 502 triliun, tiga kali lipat dari anggaran awal APBN 2022.
Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, BBM subsidi solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan BBM non-subsidi Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter tentunya akan memacu inflasi yang berdampak kepada meningkatnya kemiskinan.
Alasan pemerintah menaikkan harga BBM yang dipicu oleh semakin besarnya beban subsidi dan ketidaktepatan sasaran pemberian subsidi BBM barangkali perlu ditinjau kembali. Jika pemerintah melihat subsidi sebagai sebuah beban, maka tentunya hal ini memang akan terasa memberatkan. Tetapi jika subsidi dipandang sebagai bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka subsidi tidak akan lagi menjadi sebagai sebuah beban bagi pemerintah.
Kesuksesan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam hal ini akan bisa dilihat dari seberapa besar subsidi yang dikucurkan oleh pemerintah. Dan, sebaliknya, rakyat akan melihat sejauh mana kemajuan pencapaian kinerja ekonomi pemerintah dari seberapa besar subsidi yang dikucurkan oleh pemerintah kepada mereka; semakin besar, maka semakin sukses pencapaian kinerja ekonomi pemerintah yang berkorelasi erat dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.