Jakarta – Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional REPDEM Abraham Leo Tanditasik atau akrab di sapa Abe, berharap sebaran isu hoaks, ujaran kebencian dan SARA tak lagi masif di Pemilu 2024.
“Mudah-mudahan ke depan isu politik identitas SARA sudah gak keluar lagi. Kita berharap gak ada itu lagi,” kata Abe dalam keterangannya pada Selasa (28/11/2023).
Namun demikian, isu hoaks dan lain sebagainya saat ini tidak semasif dibanding dengan helatan Pemilu 2014 dan 2019 silam.
“Dibanding lima tahun lalu (saat ini) masih jauh lebih baik. Lima tahun lalu kita enam bulan sebelum kontestasi, kita lihatnya ngeri, bahaya, saling tumpas,” ujar Abe.
Dia menjelaskan, dinamika politik saat ini ada isu-isu yang lebih subtansial dalam menghadapi Pemilu 2024 yang diharapkan berjalan dengan aman dan damai.
“Ada persoalan lebih substansial. Ada pendapat tentang hukum, bagaimana kemudian perdebatan seperti politik dinasti, itu termasuk perdebatan sehat,” ungkapnya.
Hal ini merupakan satu upaya pendidikan politik di mana masyarakat dapat menilai lebih kritis dalam memahami fenomena politik yang terjadi saat ini.
“Kalau saya satu, saya menanggapinya ini pendidikan politik masyarakat. Hukum tak boleh ditabrak. Kemarin ada ahli seperti Yusril. Ini menjadi pendidikan politik dan hukum bagi publik, apa yang terjadi, jadi bukan kebencian, tapi edukasi,” tegas dia.
Kendati demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengedepankan atau percaya terhadap serangan-serangan informasi hoaks, ujaran kebencian dan SARA pada Pemilu 2024.
“Setelah selesai pencoblosan, sudah, itu hasil akhir pemilu kita. Gak boleh ada urusan dan kebencian lagi. Yang hoaks itu kan, saya juga benci sama hoaks. Berita itu harus bisa dikonfirmasi benar atau tidak. Contoh 2014, Jokowi diserang hoaks, siapa yang bisa buktikan?,” ungkap dia.
“Saya tidak ada masalah yang ikut kontestasi itu siapa, anis cak imin Prabowo Gibran Ganjar Mahfud, saya kira itu silakan saja, memang ada catatan hkum, tapi jangan jadi ada pertempuran hoaks.
“Silakan teman-teman lakukan kampanye positif, kita adu program, bukan saling fitnah, karena itu cikal bakal keretakan. Jangan bangsa ini dipecah belah untuk merusak persatuan,” pungkasnya.